Bab 1
Pentingnya Pendidikan Dalam Kehidupan
Iqro' Bismirabbiklladzi Kholaq
''
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan'' (QS. Al-Alaq:1) inilah ayat yang pertama Allah turunkan di muka bumi ini
dalam Al-Qur'anul 'adzim. Sebagaimana kita tahu bahwa Al-Qur'an adalah
kalamullah ( perkataan Allah), al-mu'jaz ( sebagai mu'jizat), membacanya adalah
ibadah, yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang di turunkan secara
tawattur ( tidak ada keraguan sedikit pun di dalamnya) dan di bukukan dalam mushaf.
Iqro'
( bacalah) ini adalah perintah pertama yang Allah turunkan, pengertiannya pun
sangat luas.Salah satunya adalah dalam dunia pendidikan. sebelumnya mari kita
bahas terlebih dahulu ma'na pendidikan.
Pengertian Pendidikan
Pendidikan
adalah suatu proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif bisa
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang di butuhkan dirinya dan masyarakat. Jadi, jika kita ingin mengetahui
passion atau potensi diri kita maka kita harus mengetahui terlebih dahulu
tentang diri kita, salah satu caranya adalah dengan pendidikan
Rasulullah
SAW bersabda,'' Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.'' dengan
pendidikan kita bisa membangun peradaban dunia ini. Dengan cara apa sih kita
bisa memperoleh pendidikan? salah satunya dengan menuntut ilmu. Tapi, bukan
hanya di sekolah saja cara untuk mendapatkan pendidikan.
Tempat-tempat Untuk Belajar
:
1.Masjid.
Bisa menjadi salah satu tempat untuk belajar dengan mengikuti kajian-kajian
seperti liqo' ataupun TPQ ( Taman Pendidikan Al-Quran), bukan hanya ilmu agama yang di peroleh tapi wawasan tentang dunia islam juga bisa kita lahap di
dalamnya.
Oh
ya, pada zaman Rasulullah dan para sahabat, pendidikan itu di lakukan terfokus
di masjid. Jadi, masjid bukan hanya tempat beribadah untuk shalat saja. Banyak
para sahabat berbondong-bondong datang ke masjid untuk menuntut ilmu dan
menghafal Al-Qur'an.
Pada
masa itu masjid menjadi pusat peradaban. Seru juga yah, coba bayangkan dari
mulai anak-anak sampai orang dewasa belajar bersama di masjid. Subhanalloh
berkahnya hidup kita, ilmunya dapat apalagi tempatnya di rumah Allah jadi,
pahalanya seperti double.
2. Internet
Pada
zaman yang serba modern seperti ini kita bisa belajar melalui internet atau
online. Tanpa harus pergi jauh-jauh dengan kendaraan pun kita bisa memperoleh
informasi terkini. Zaman pun sudah semakin instan. Tentunya internet ini
memiliki dampak positif dan negatifnya yaitu ;
Dampak
positifnya yaitu, bisa menguatkan tali silaturrahim, biasanya tali silaturrahim
semakin renggang karena jarak LDR-ran gitu bahasa kekiniannya hehe, dengan
adanya internet kita bisa dengan mudah saling sapa sesama saudara
Menuntut
ilmu, nah ini dia intinya sudah tak asing lagi orang-orang membuat les,
kelompok belajar bahkan sekolah di internet. Contoh yang dekat saja dengan
kehidupan saya yaitu, Ibu saya kenapa? karena Ibu saya mengahafal Al-Qur'an
melalui internet. Kok bisa? tentu saja bisa, bersama dengan teman-teman
seperjuangannya Ibu saya menyetorkan hafalannya melalui Skype.
Dampak
negatifnya pun banyak sekali salah satunya adalah dengan mudah anak-anak di bawah umur bisa mengakses
situs-situs dewasa dan tentu saja hal ini bisa menyebabkan kebodohan dan
kerusakan moral astaghfirullahal'adzim. Padahal masa depan bangsa ada di tangan
para pemuda.
Bagaimana
bangsa ini bisa maju kalau para pemudanya rusak moral dan akhlaknya. Salah satu
cara untuk mengantisipasinya adalah dengan selalu mendampingin anak dalam
segala hal, dengan begitu kita bisa menjaganya.
3. Rumah
Belajar
juga bisa di lakukan di rumah. Baitii jannatii ( rumahku surgaku) bukan hanya
surga mari kita buat rumah seakan-akan sekolah, baitii madrasatii ( rumahku
sekolahku). Sekarang sudah banyak home schooling di Indonesia, banyak artis
yang mengikuti home school karena jadwal syutingnya yang padat.
Pendidikan Dalam Kehidupan
Mari
kita telaah lebih dalam lagi betapa
pentingnya pendidikan di dalam kehidupan. Coba bayangkan apabila dunia tanpa
pendidikan.. Bayangin dulu baru di jawab! hehe, wuis serem banget. Susah untuk
berkomunikasi, bagaimana tidak, punya
bahasa saja tidak. Mungkin kelakuan manusia sama saja dengan yang tidak
berakal, karena tidak di ajarkan adab dan tata krama. Kehancuran moral
dimana-mana. Manusia berbuat semaunya. Dan bisa saja berlaku hukum rimba yang
kuat yang jadi penguasa.
Itulah
zaman kejahiliyahan ( kebodohan) yang membuat dunia ini seakan gelap. Imam Syafi'i
mengatakan, " Jika kamu lelah dengan belajar, maka kamu harus siap dengan
perihnya kebodohan." MasyaAllah. Perihnya kebodohan memang perih banget.
Ada dan tiadanya dia itu seperti sama aja tidak berguna.
Alhamdulillah
kita patut bersyukur masih bisa merasakan indahnya bangku sekolah. Kenapa
indah? karena di luar sana masih banyak yang sangat menginginkan keadaan
seperti kita bisa bersekolah. Jadi, tidak pantas rasanya kalau kita
berleha-leha atau malas-malasan saat
belajar. Ayo bangkit untuk perubahan yang lebih baik.
Balasan Syurga Bagi Yang
Berilmu
Sebagaimana
firman Allah dalam kitab-Nya, '' Sesungguhnya aku akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu.''
masyaAllah betapa malunya kita dengan diri kita sendiri. Kalau masih tidak
bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu ini. Apalagi Allah telah menjanjikan
surga-Nya bagi orang-orang yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu sampai
ia kembali.
Bayangkan saja misalnya, kita pergi ke kampus dari rumah
dengan mengendarai sepeda motor dan innalillahi terjadi kecelakaan yang
menyebabkan wafat ( berpulang ke rahmatullah) insyaAllah kita masuk surga
karena apa, sedang di jalan untuk menuntut ilmu.
Pernahkah
kita melihat para Ulama yang berkarisma karena ilmunya, ia di hormati semua
orang. Sederhana saja, coba kita lihat orang-ornag di sekitar kita. Contohnya
tetangga kita yang seorang guru, ia di anggap sebagai panutan bagi orang-orang
di sekitarnya, di hormati bahkan anak-anak berebut untuk bisa mencium tangan
sang guru, Ini adalah salah satu kebenaran Allah yang mengangkat akan
mengangkat derajat orang-orang berilmu.
Maukah
kita menjadi bagian dari mereka? tentu saja mau ya, siapa sih yang tak mau di
hormati dan selalu di sanjung. Et et tunggu dulu, jangan simbong dulu.
Inilah manusia baru sedikit di sanjung dan di puji sudah seperti terbang ke
langit atau ujub astaghfirullahal'adzim.
Belajar dari sepucuk padi
Mari
kita belajar dari sepucuk padi, sebut saja ilmu padi. Coba kita lihat dengan
seksama padi itu semakin terisi semakin menunduk. Yaiyalah masa semakin berdiri, hmm. Itulah yang
membedakan manusia dengan padi. Loh kenapa? kalau padi semakin terisi semakin
menunduk, kalau manusia semakin terisi semakin merasa dirinyalah yang terhebat.
Wah
wah, inilah kelemahan manusia mudah untuk bangga dengan dirinya sendiri. Oleh
karena itu mari kita belajar dari sepucuk padi untuk tetap tawadhu. Ingat, di
atas langit masih ada langit. Bumi saja di galaksi bima sakti sangat kecil
apalagi kita, mungkin tak terlihat.
Apa Yang Hendak Kau Cari?
Rasulullah
SAW bersabda, '' Jika kamu ingin menguasai dunia maka kuasailah ilmu, jika kamu
ingin menguasai akhirat maka kuasailah ilmu, dan jika kamu ingin menguasai
dunia dan akhirat maka kuasailah ilmu.'' Nah, ini dia kunci sukses seseorang.
Dengan ilmu dunia akan mengejar kita bukan sebaliknya. Bukan hanya dunia tetapi
akhirat juga.
Saat
ini banyak sekali orang-orang yang pergi ke sekolah tujuannya hanya untuk
mendapatkan selembar ijazah. Ya, ijazah bukan ilmunya. Karena yang ada di pikiran saat ini
adalah, bagaimana cara untuk hidup enak. Oleh karena itu, sudah tak asing lagi
maraknya korupsi di Negara kita.
Semua
berawal dari saat duduk di bangku sekolah. Di bangku sekolah dasar saja
aktivitas conte- mencontek merupakan hal yang biasa terjadi. Apalagi saat di
bangku sekolah menengah. Itu semua terjadi karena tujuan untuk belajar itu
bukan untuk mendapat ilmu, melainkan mengejar nilai.
Karena
jika nilai bagus maka, akan mudah masuk ke Perguruan Tinggi Negeri. Padahal,
jika belajar sungguh-sungguh di sekolah pun sudah mendapatkan hasil yang berlipat ganda. Yaitu, ilmu dapat
dan apa yang di cita-cita kan pun terpegang. Kuncinya hanya satu yaitu, lawan
rasa malas.
Indah
bukan, jika kita berjuang bersama teman-teman untuk meraih cita-cita dengan
cara belajar yang sungguh-sungguh. Tidak dengan melewati jalan alternatif atau
apalah itu. Dari Anas bin Malik RA. Berkata, “ Rasulullah SAW bersabda, “
Sesungguhnya sebagian dari tanda-tanda Kiamat adalah terangkatnya ( hilangnya)
ilmu,tetapnya kebodohan, di minunya khamer, tampaknya perzinaan, banyaknya
wanita, dan sedikitnya laki-laki sampai lima puluh wanita berbanding satu
laki-laki.” (HR.Bukhari)
Dari
Umar bin Khaththab RA dan Nabi SAW, bersabda “ Seluruh amal perbuatan itu
tergantung dengan niatnya. Dan bagi seseorang apa yang di lakukannya, bagaimana
yang ia niatkan. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka
hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena
dunia. Maka ia akan memperolehnya (dari apa yang di niatkanyya) atau hijrahnya
karena wanita, maka ia akan mengawininya. Maka hijrahnya itu tergantung kepada
apa yang ia niatkan.” (HR.Bukhori)
Semua
amalan tergantung dengan apa yang di
niatkan. Jika kita belajar untuk mendapatkan ilmu, maka kita akan mendapatkan
sesuai yang di niatkan dan sebaliknya. Pada zaman serba instan ini semua yang
kita inginkan dengan mudah bisa kita dapatkan. Tentu saja caranya pun beragam.
Kembali lagi kepada kita bagaimana cara menyikapinya.
Jika
niatannya baik, insya Allah akan mendapatkan hasil yang baik pula. Namun, pasti
akan ada saja cobaan yang menghadang. Memang sunnatullah jika orang yang
melakukan kebaikan maka akan di ada saja halangannya. Ini merupakan cara Allah
untuk mengangkat derajat manusia yang beriman kepada-Nya.
Saat
ini semakin sedikit saja orang-orang yang jujur. Sebenarnya banyak orang yang
berniat menjadi orang baik. Semuanya pasti menginginkan menjadi orang baik,
namun ada saja halangannya di cemoohlah, di bullylah ataupun di jauhi teman.
Semoga kita senantiasa menjadi orang-orang terbaik dan bermanfaat bagi orang
lain. Aamiin allahumma aamiin.
Bab 2
Pendidikan Masa Lalu dan
Pendidikan Masa Kini
Pendidikan
Masa Lalu
Kesempatan
untuk bisa merasakan bangku sekolah pada
masa itu sangat sulit apalagi bagi kaum wanita. Pada zaman itu sangat di
beda-bedakan antara anak laki-laki dan perempuan. Itulah zaman jahiliyah,
sebelum cahaya islam datang menerangi dunia. Perempuan seperti tidak ada
artinya. Bahkan banyak orang tua yang malu dengan kelahiran anak perempuan.
Inilah cuplikan kehidupan sebelum datangnya Islam.
Anak
Laki-laki Tidaklah Seperti Anak Perempuan
Berkembang biak merupakan usaha
untuk melanggengkan eksistensi suatu jenis makhluk hidup. Manusia sendiri juga
berambisi agar keturunannya kelak menjadi penerusnya, serta perealisasi
cita-cita besarnya. Meskipun demikian, berkaitan dengan fitrah ini, ada suatu
hal yang tampak ganjil, yaitu adanya sebagian bapak yang benci dengan kelahiran
anak perempuan.
Dalam tradisi orang-orang terdahulu.
Kemuliaan yang disebabkan memiliki anak hanyalah jika anak itu berjenis
laki-laki. Di mata orang-orang Arab terdahulu, perempuan dianggap tidak dapat melindungi tanah-tanah leluhur, serta
menjaganya dari keruntuhan. Tidak ada pula perempuan yang dianggap dapat
memberi manfaattatkala eksistensi kabilah terancam.
Selain itu, kaum wanita juga
merupakan tujuan musuh jika mereka menyerang. Musuh akan menjadikan mereka
sebagai tawan dan budak. Sehinnga dengan hal seperti ini, mereka akan mewarisi
kabilahnya dengan kerendahan sepanjang umur, dan aib yang kekal selamanya.
Karena keadaan inilah yang membuat
mereka sangat menginginkan anak laki-laki dan di saat yang sama mereka pula
sangat membenci lahirnya anak perempuan. “(Ingatlah), ketika istri ‘Imran
berkata, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam
kandunganku menjadi hamba yang shaleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena
itu, terimalah (nazar) itu dariku. Sesungguhnya, Engkau-lah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.’ Maka tatkala istri ‘Imran melahirkan anaknya, dia pun
berkata, ‘Wahai Pemeliharaku, sesungguhnya aku melahirkannya sebagai anak
perempuan, dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu, dan anak
laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya, aku telah menamai dia
Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada
(pemeliharaan) Engkau dari (gangguan) setan yang terkutuk.” (Ali ‘Imran [3]:
35-36)
Dan
Apabila Anak-anak Perempuan ynag Dikubur Hidup-hidup Itu Ditanya
Orang-orang yang menganggap Allah
SWT mempunya anak-anak perempuan, menamakan malaikat dan berhala-berhala yang
disembah dengan penamaan perempuan dalam keadaan hidup. Tidak hanya itu, dalam
upacara penguburan itu terdapat kebuasan yang kejam.
Sebab yang melatar bealakangi
penguburan anak perempuan hidup-hidup tersebut beragam. Di antaranya adalah
anak perempuan itu berkulit kebiru-biruan, perempuan yang memiliki kulit
berbintik-bintik, serta wanita yang lumpuh. Karena menganggap anak-anak
perempuan itu sebagai para perempuan sial, mereka pun mengubur anak-anak
perempuan itu.
Ibnu Hajar juga meriwayatkan dari
jalan al-Hafidz Ibnu Mundih, dengan sanadnya yang sampai kepada Nu’man bin
Busyair al-Anshari, ia mengantakan , “Aku mendengar ‘Umar bin al-Khaththab saat
itu ia ditanya tentang ayat, ‘Dan apabila bayi-bayi perempuan yangdikubur
hidup-hidup ditanya.’ (At-Takwir [81]:8)
Ia menjelaskan, ‘Qais bin ‘Ashim
datang kepada Rasulullah SAW. Lalu mengatakan, ‘Sesungguhnya aku pada zaman
jahiliyah telah mengubur delapan anak perempuanku.’ Lantas Rasulullah SAW
memerintahkan, ‘ Merdekakanlah untuk masing-masing anak perempuan itu satu budak!’
Ada juga orang-orang yang mengubur
anak-anak perempuan justru karena merasa kasihan dengan ketidakberdayaan mereka
dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Anak-anak perempuan itu bagi mereka lebih
baik mati daripada mengalami ketidakadilan zaman dan beban-beban dunia. Mereka
lebih memilih untuk melihat anak-anak perempuan itu merasakan pahitnya kematian
dan getirnya rasa pedih daripada menyaksikan anak-anak perempuan itu menderita,
kesulitan dan kesempitan dalam hidupnya. Hal ini seperti yang dikatakan oleh
seorang penyair.
“ Aku bertambahlah benci dengan
kehidupan saat aku tahu
Hinanya seorang gadis yatim
Yang mendapatkan perlakuan kasar
dari kerabatnya
Aku mengkhawatirkan kasarnya seorang
paman
Atau kerasnya seorang saudara
Aku pun menangis hanya dengan gadis
iru diganggu dengan lisan
Gadis itu ingin aku hidup sedangkan
aku-karena kasihan dengannya-ingin ia mati
Kematian adalah hal yang paling
terhormat dari bencana yang menimpa kerabat
Jika aku ingat anak perempuanku saat
itu menyebut-nyebut kebaikanku
Mengalirlah air mata darahku untuk
mengenang air mata anak gadisku
Ia pun mengabarkan bagaimana
tenangnya perasaannya setelah kematian anak perempuanku itu
Maka sekarang, aku tidur tiada
kesemptan yang membuatku tak bisa tidur
Setelah tenang, tiada pula rasa
marah, tiada pula lamunan.”
Diceritakan pula bahwa mengubur
hidup-hidup anak perempuan merupakan sisa-sisa ritual keagamaan orang-orang
terdahulu yang masih ada. Di zaman itu, anak-anak perempuan dikorbankan untuk
para dewa, sebagaimana hal itu terjadi di Mesir sebelum datangnya Islam.
Penduduk Mesir pada saat itu memiliki adat berupa mengorbankan seorang gadis
untuk sungai Nil.
Dengan demikian, barangkali yang
dilakukan oleh penduduk Mesir itu masih ada hubungannya dengan sikap orangorang
Quraisy yang menamai para malaikat dan berhala-berhala dengan penamaan
perempuan, meskipun hal ini hal ini
sangat ganjil dengan logika yang sehat.
“Tanyakanlah (wahai Muhammad) kepada
mereka (orang-orang kafir Makkah), ‘ Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan
dan untuk mereka anak laki-laki? Atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat
sebagai perempuan dan mereka menyaksikan(nya)?’ ketahuilah bahwa sesungguhnya
mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan, ‘ Allah beranak.’ Dan
sesungguhnya, mereka benar-benar orang-orang yang berdusta. Apakah Tuhan memilih
(mengutamakan) anak-anak perempuan daripada anak laki-laki? Apakah yang terjadi
pada kalian? Bagaimana (caranya) kalian menetapkan?” (ash-Shaaffaat [37]:
149-154)
Ada juga yang mengubur hidup-hidup
anak-anak perempuan karena takut miskin. Dalam hal ini para perawi meriwayatkan
adanya sosok bernama Sha’sha’ah bin Najiah yang menyelamatkan ratusan anak
perempuan dari usaha penguburan hidup-hidup yang dilakukan karena factor
kemiskinan. Ada juga sosok lain bernama Zaid
bin ‘Amr bin Naufal al-Quraisy al-Adawi, bapak seorang sahabat bernama
Sa’id yang tidak lain adalah salah satu dari sepuluh orang yang dijamin masuk surge.
Semoga Allah meridhoi mereka aamiin.
Zaid telah menebus banyak anak perempuan
ketika akan dikubur hidup-hidup. Dengan jasa beliau, anak-anak perempuan itu
selamat dari tindakan penguburan tersebut. Tentang Sha’sha’ah, diceritakan pada
awalnya ia melewati seorang laki-laki dari Bani Tamin yang sedang membuat
lubang. Tidak jauh dari tempat lakilaki ini, seorang wanita sedang menangis
dengan memegang teguh bayi permpuannya.
Saat Sha’sha’ah menanyakan apa yang
terjadi dengannya, wanita itu berisyarat tentang lelaki yang sedang membuat
lubang itu, seraya mengatakan, “Suamiku itu ingin mengubur hidup-hidup anak
perempuanku.”
Sha’sha’ah bergegas menuju laki-laki
itu, lalu ia berkata, “Apa yang mendorongmu melakukan hal ini?”
“Karena aku takut kefakiran,” jawab
laki-laki itu.
Kemudian Sha’sha’ah menebus anak perempuan itu
dengan dua unta miliknya. Dua unta itu tiba digiring oleh anak-anaknya. Sejak
saat itu Sha’sha’ah , seorang pribadi yang mulia tersebut, ia berusaha menebus
setiap kali ada anak-anak perempuan yang ingin dikubur hidup-hidup oleh orang
tuanya yang takut dengan kefakiran. Inilah sosok-sosok luar biasa pada zaman
itu. Mereka adalah orang-orang yang peduli dengan anak-anak perempuan. Wallahu
a’lam bishshowab.
Pada kitab Shaih Bukhari dan
Muslim, ‘Aisyah r.a. berkata,”Ada seorang wanita datang kepadaku dengan membawa
dua ptrinya. Ia memintaku (sesuatu), tetapi tidak memiliki apa pun kecuali
sebutir kurma. Ia pun mengmbilnya lalu membaginya untuk kedua putrinya. Setelah
itu ia bangkit dan pergi. Ketika Rasulullah SAW datang, aku menceritakan berita
tadi kepada beliau. Beliau pun bersabda. “Barangsiapa yang diuji dengan keadaan
yang ada pada anak-anak perempuan ini, namun ia tetap berbuat baik kepada
mereka maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari neraka.” (Sumber:biografi putri-putri Muhammad)
Inilah cuplikan tentang perempuan
pada masa lalu sebelum datangnya Islam. Kita patut bersyukur berada di zaman
ini setelah Islam datang dengan membawa cahaya Illahi. Ketika Islam datang
perempuan pun dihormati dan diistimewakan. Dengan turunnya Surah dalam
Al-Qur’an yang berkaitan khusu tentang perempuan yaitu Surah An-Nisa. Masaya
Allah.
Pada masa lalu untuk hidup saja
sulit apalagi untuk mengenyam pendidikan. Tapi semangat pada masa itu cukup
besar. Karena mereka sadar bahwa perempuan akan menjadi sekolah pertama bagi
anak-anaknya nanti. Tetntunya perjuangan mereka pada masa itu lebih besar.
Dengan munculnya Islam mereka pun bisa hidup merdeka dan mewarnai sejarah
kehidupan manusia.
“Yang mengikuti orang mati itu
ada tiga, ‘Keluarganya, hartanya dan amalnya. Yang kedua kembali, dan yang satu
tetap (menyertainya), keluarga dan hartanya kembali, dan yang tetap
menyertainya adalah amalnya.” (HR.Bukhari)
Hanya amal yang akan menemani saat
di alam kubur. Bukan keluarga,harta ataupun sahabat. Alangkah indahnya jika
kita mulai dari sekarang untuk memupuk amal bukanlah harta.
Dari Shafwan bin Muhriz Al Mazani
berkata,”Ketika saya duduk bersama Ibnu Umar r.a. dengan mengambil tangannya,
tiba-tiba datang seorang laki-laki dan berkata,”Bagaimana kamu mendengar
Rasulullah SAW, tentang rahasia?” Ia berkata, “Saya Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
Allah mendekatkan orang mu’min, lalu dia meletakkan sayap-Nya atas dan
ditutupi-Nya, maka Allah berfirman, “Aapakah kamu mengakui dosa demikian,
apakah kamu mengakui dosa demikian?” Ia menjawab, “Ya Tuhanku,” sehingga ketika
ia mengakui dosa-dosanya dan berpendapat dirinya akan binasa. Dia berfirma,”Aku
tutupi dosa-dosa itu di dunia, dan pada hari ini Aku ampuni dosa-dosa itu
bagimu.” Maka ia diberi catatan kebaikan-kebaikannya. Adapun orang kafir dan
munafiq maka para saksi (malaikat,nabi-nabi, dan seluruh jin dan manusia)
Berkata,”Mereka adalah orang-orang
yang mendustakan atas Tuhan mereka, ketahuilah laknat (kutukan) Allah atas
orang-orang yang zalim.” (HR.Bukhari)
Pendidikan
Masa Kini
Pada masa modern seperti ini,
kesempatan untuk mengenyam pendidikan semakin luas dan mudah untuk di rasakan
hamper semua orang. Terbukti dengan semakin berjamurnya sekolah-sekolah di
Indonesia ini. Mulai dari Play Group untuk anak-anak sebelum memasuki Taman
Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta. Dari
bangunan sekolah yang elite mirip gedung pencakar langit sampai bangunan
sekolah yang sederhana.
Dari Abu Waqid Al Laits r.a. ia
berkata, “ Ketika Rasulullah SAW di masjid datang tiga orang menghadap Beliau.
Dua orang menghadap beliau dan seorang pergi. Salah satu dari dua itu melihat
tenpat yang kosong, maka ia duduk dan yang lain duduk di belakangnya. Adapun
yang lain lagi membelakangi dan pergi. Ketika Rasulullah SAW selesai, maka Beliau
bersabda, “ Maukahsaya beritahukan kepadamu sekalian tentang tiga orang itu?
Yang seseorang berlindung kepada Allah, maka Allah melindunginya dan seseorang
yang lain malu (tidak mendesak-desak), maka Allah malu (memberi rahmat
kepadanya), adapun seorang yang lain
berpaling, maka Allah berpaling (marah)
kepadanya.” (HR.Bukhari)
Hadits
di atas menjelaskan tentang adab dalam majelis ilmu. Terkadang manusia suka
bersifat sombong apabila berhasil melakukan satu hal. Misalkan, berhasil dalam
mengerjakan ulangan dan mendapatkan hasil yang bagus. Memang patut untuk merasa
senang karena hasil tidak akan membohongi proses. Tapi, yang tidak boleh adalah
merasa bangga terhadap dirinya sendiri atau yang disebut denga ujub.
Ketika kita duduk di suatu majelis
ilmu, sebaiknya kita jernihkan pikiran dahulu dari segala prasangka yang tak
baik. Dan bersihkan hati sebersih-bersihnya. Jaga hati kita ini dengan dari
segala perasaan yang tidak baik kita miliki.
“ Hai orang-orang yang beriman
jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan karena sebagian dari purba-sangka
itu dosa). Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Alla. Sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha
Penyayang.” (Al-Hujurat[49]: 13)
Fokuskan diri anda ketika dalam
majelis ilmu agar tidak seperti masuk telinga kanan keluar telinga kiri.ayat di
adats juga memperingatkan kita agar tidak menggunjing atau menggosip. Karena
sama saja seperti memakan daging bangkai saudaranya sendiri.
Karena semakin canggihnya teknologi
saat ini. Anak-anak muda saat ini pun mulai berkiblat ke barat. Ikut-ikutan
gaya-gaya yang di rasa mereka keren punya. Adab-adab kepada orang yang lebih
tua pun semakin menghilang bahkan, banyak yang sikapnya tidak sopan kepada
kedua orang tua apalagi kepada orang lain.
Semakin kehilangan jati diri dan tidak
mengetahui kepribadian masing-masing. Belajar saat ini dianggap sebagai
aktifitas yang membosankan. Hanya anak-anak cupu ,kutu buka yang disayang guru
mereka anggap sebagai orang-orang yang pantas untuk belajar.
Alhasil ketika disekolah ketika guru
sedang menjelaskan, anak-anak yang dikenal dengan anak-anak gaul ini tidak
memerhatikannya. Bagaikan jasad dan ruhnya di bangku sekolah tapi pikirannya
berkeliaran kemana-mana. Ketika guru menghukum anak-anak untuk memberi
pelajaran dan mengajar kedisiplinan, mereka mengadu kepada orang tua dan orang
tua melaporkannya kepada pihak berwajib.
Dilemma memang dilemma, guru yang
pada zaman dulu sangat di hormati dan ketika murid-murid melewati guru mereka
membungkuk saking hormatnya. Hukuman yang guru berikan itu bukanlah suatu
penyiksaan. Tapi sebagai bentuk kasih saying dan perhatiannya kepada
murid-muridnya.
Pahlawan tanpa tanda jasa, yang hanya digaji dengan
gaji yang pas-pasan. Sedangkan para artis di
televisi yang merusak moral anak-anak digaji dengan gaji yang besar.
Tapi inilah kenyataannya. Ketika guru tidak bisa menghukum murid karena jaminan
akan di jebloskan kedalam penjara.
Dibiarkan sajalah murid-murid nakal itu
berlaku tidak sopan kepada para pahlawan tanpa tanda jasa itu. Ironisnya dunia
ini. Memang dunia ini bagaikan penjara bagi orang-orang beriman dan surge bagi
orang-orang kafir. Tapi, semua akan di balas di akhirat nanti. Sabarlah wahai
para pahlawan tanpa tanda jasa.
Pondasi kehidupan ini adalah akhlak
yang mulia. Apabila akhlak saja sudah rusak maka rusak seluruh bangunan ini.
Hanya segelintir darah muda di negeri ini yang tetap berpeang teguh terhadap
akhlak mulia ini. Kebanyakan hilang ditelan zaman oleh gaya kebarat-baratan. Untuk
sebagai perisai agar tidak kehilangan arah, maka sebaiknya mengikuti organisasi
Islami. Seperti Rohis di sekolah maupun Liqo’.
Kendala untuk bisa merasakan
pendidikan masa kini bukan hanya pergaulan anak muda saat ini saja. Tetapi juga
kendala di perekonomian. Untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan mencari
banyak beasiswa. Sudah banya bakan ratusan beasiswa di Negara ini. Tinggal
rajin-rajin sajalah kita untuk mencari-carinya. Di permudah dengan adanya
internet.
Pada zaman modern seperti ini kita
dituntut untuk melek teknologi karena semua serba modern. Mulai dari jualan
online, belajar online dan silaturrahim online. Tapi tetapi memerhatikan lebih
seksama dan jadilah konsumen yang cerdas. Buku-buku pun sudah banyak di
internet. Bisa di download di play store bagi yang memiliki internet.
Pada zaman dulu tas-tas diisi sangat banyak
buku untuk sekolah. Tapi saat ini cukup bawa flashdisk yang berisi
puluhan buku. Luar biasa bukan, semoga
saja dengan semakin canggihnya teknologi tak melorotkan akhlak kita. Aamiin.
Karena yang membuat Negara maju itu
adalah sumber daya manusianya. Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber
daya alam namun, minimnya sumber daya manusia. Dengan pendidikan maka akan
terlahir para pemuda yang peduli dan mengerti untuk mewujudkan Negara yang
maju.
Bab
3
Para
Pencari Ilmu
Kisah-kisah
Inspiratif
Disini
saya akan sedikit bercerita tentang salah satu putri Rasulullah SAW yaitu
Fathimah Az Zahra r.a yang merupakan putri keempat Rasulullah SAW. Meskipun
demikian, Fathimah merupakan putri Rasulullah SAW yang tercatat dalam sejarah
dengan tinta emas. Fathimah lahir 5 tahun sebelum Rasulullah SAW menjadi
seorang Nabi.
Sampai terjadilah sebuah peristiwa
agung yang mengguncang jazirah Arab. Fathimah meninggalkan permasalahan yang
menyibukkan pikirannya dan bangkit dari masa kanak-kanaknya. Fathimah
memikirkan peristiwa diutusnya sang ayah tercinta menjadi seorang Nabi dan
Rasul. Ketika ia berusia 5 tahun, ia mendapatkan peristiwa yang pahit sekali.
Yaitu datangnya sebuah agama baru
yang meniadakan agama para penyembah berhala. Fathimah termasuk satu dari
perempuan saat itu yang membawa keimanan dengan benar. Fathimah telah
meninggalkan masa kanak-kanaknya, ia adalah anak yang paling dekat dengan
Rasulullah SAW.
Saat Rasulullah SAW pergi ke
masyarakat untuk menyampaikan risalah Fathimah pun ikut bersama ayahnya. Dan ia
juga ikut merasakan kepedihan yang ayahnya rasakan. Setiap orang yang berjumpa
dengan Rasulullah pasti selalu mengeluarkan caci maki dan kata-kata yang kasar.
Fathimah sangat sedih ketika ia mengingat saat Rasulullah SAW sedang shalat
lalu di kelilingi orang-orang musyrik.
Tiba-tiba datanglah ‘Uqbah bin Abi
Mu’ith dengan membawa jeroan binatang, lalu melemparkannya ke atas punggung
Rasulullah SAW. Fathimah pun mengambil jeroan yang ada di punggung ayahnya,
lalu memarahi orang-orang Quraisy. Saat itu Rasulullah pun bangkit seraya
berdo’a, “Ya Allah, siksalah kaum Quraisy (yang telah menyakitiku). Ya Allah,
binasakanlah Abu Jahal bin Hisyam dan ‘Utbah bin Rabi’ah. Ya Allah,
binasakanlah Syaibah bin Rabi’ah, ‘Uqbah bin Mu’ith dan ‘Ubay bin Khalaf.”
Kaum musyrikin sangat takut dengan
do’a yang di bacakan Rasulullah SAW, mereka pun merasa malu dan pergi. Selesai
melaksanakan shalat Rasulullah SAW dan Fathimah pun kembali ke rumahnya. Pada
saat itu pula firman Alla, “Dan berilah peringatan kepada orang-orang yang
terdekat denganmu.” (asy-Syu’raa[26]: 214).
Fathimah adalah wanita yang cerdas
dan berakhlak mulia, ia menikah dengan ‘Ali bin Abi Thalib dan kisah cintanya
pun sunnguh mengharukan. Ketika Islam telah menyebar, banyak yang belajar
kepada Fathimah. Di akhir hayatnya, Fathimah di kubur di Baqi, ‘Ali yang
mengangkat jenazah Fathimah dalam keadaan menangis dan menguburnya. Semua kaum
muslimin bersedih karena kepergiannya. Ia wafat enam bulan setelah Rasulullah
SAW wafat, menurut pendapat yang paling kuat. Wallahu a’lam.
Cerita di atas merupakan ringkasan
hidup wanita mulia. Karena akhlaknya yang mulia ilmu yang ia cari pun mudah
merasuk kedalam hatinya. Karena ilmu juga bagaikan sahabat, jika kita baik dan
menghargai ilmu maka ilmu pun akan mudah kita pahami. Jika kita ingin dihargai,
maka kita harus menghargai. Jika ingin di cintai, maka harus menciintai. Seperti
itulah perumpamaannya.
Ibnu
Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia
Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia
(sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang
produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan
pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah "Bapak Pengobatan
Modern" dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan
dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal
adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama
berabad-abad.
Ibnu Sina bernama
lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia ابوعلى سينا Abu Ali Sina atau dalam tulisan arab : أبو علي الحسين بن عبد الله بن سينا). Ibnu Sina lahir tahun 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang
wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), danmeninggal pada Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di antaranya memusatkan
pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai "bapak kedokteran modern." George Sarton menyebut Ibnu Sina
"ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal
pada semua bidang, tempat, dan waktu." Karyanya yang paling terkenal
adalahThe Book of Healing
dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb)
Biografi
Syeikhur Rais, Abu
Ali Husein bin Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina, yang dikenal dengan sebutan
Ibnu Sina atau Aviciena lahir pada tahun 370 hijriyah di sebuah desa bernama
Khormeisan dekat Bukhara. Sejak masa kanak-kanak, Ibnu Sina yang berasal dari
keluarga bermadzhab Ismailiyah sudah akrab dengan pembahasan ilmiah terutama
yang disampaikan oleh ayahnya. Kecerdasannya yang sangat tinggi membuatnya
sangat menonjol sehingga salah seorang guru menasehati ayahnya agar Ibnu Sina
tidak terjun ke dalam pekerjaan apapun selain belajar dan menimba ilmu.
Dengan demikian, Ibnu Sina secara penuh memberikan perhatiannya kepada
aktivitas keilmuan. Kejeniusannya membuat ia cepat menguasai banyak ilmu, dan
meski masih berusia muda, beliau sudah mahir dalam bidang kedokteran. Beliau
pun menjadi terkenal, sehingga Raja Bukhara Nuh bin Mansur yang memerintah
antara tahun 366 hingga 387 hijriyah saat jatuh sakit memanggil Ibnu Sina untuk
merawat dan mengobatinya.
Berkat itu, Ibnu Sina dapat leluasa masuk ke perpustakaan istana Samani yang
besar. Ibnu Sina mengenai perpustakan itu mengatakan demikian;
“Semua buku yang aku inginkan ada di situ. Bahkan aku menemukan banyak buku
yang kebanyakan orang bahkan tak pernah mengetahui namanya. Aku sendiri pun
belum pernah melihatnya dan tidak akan pernah melihatnya lagi. Karena itu aku
dengan giat membaca kitab-kitab itu dan semaksimal mungkin memanfaatkannya...
Ketika usiaku menginjak 18 tahun, aku telah berhasil menyelesaikan semua bidang
ilmu.” Ibnu Sina menguasai berbagai ilmu seperti hikmah, mantiq, dan matematika
dengan berbagai cabangnya.
Kesibukannya di pentas politik di istana Mansur, raja dinasti Samani, juga
kedudukannya sebagai menteri di pemerintahan Abu Tahir Syamsud Daulah Deilami
dan konflik politik yang terjadi akibat perebutan kekuasaan antara kelompok
bangsawan, tidak mengurangi aktivitas keilmuan Ibnu Sina. Bahkan safari
panjangnya ke berbagai penjuru dan penahanannya selama beberapa bulan di
penjara Tajul Muk, penguasa Hamedan, tak menghalangi beliau untuk melahirkan
ratusan jilid karya ilmiah dan risalah.
Ketika berada di istana dan hidup tenang serta dapat dengan mudah memperoleh
buku yang diinginkan, Ibnu Sina menyibukkan diri dengan menulis kitab Qanun
dalam ilmu kedokteran atau menulis ensiklopedia filsafatnya yang dibeni nama
kitab Al-Syifa’. Namun ketika harus bepergian beliau menulis buku-buku kecil yang
disebut dengan risalah. Saat berada di dalam penjara, Ibnu Sina menyibukkan
diri dengan menggubah bait-bait syair, atau menulis perenungan agamanya dengan
metode yang indah.
Di antara buku-buku dan risalah yang ditulis oleh Ibnu Sina, kitab al-Syifa’
dalam filsafat dan Al-Qanun dalam ilmu kedokteran dikenal sepanjang massa.
Al-Syifa’ ditulis dalam 18 jilid yang membahas ilmu filsafat, mantiq,
matematika, ilmu alam dan ilahiyyat. Mantiq al-Syifa’ saat ini dikenal sebagai
buku yang paling otentik dalam ilmu mantiq islami, sementara pembahasan ilmu
alam dan ilahiyyat dari kitab al-Syifa’ sampai saat ini juga masih menjadi
bahan telaah.
Dalam ilmu kedokteran, kitab Al-Qanun tulisan Ibnu Sina selama beberapa abad
menjadi kitab rujukan utama dan paling otentik. Kitab ini mengupas
kaedah-kaedah umum ilmu kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit.
Seiring dengan kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad ke-12 masehi,
Syeikhur Rais, Abu
Ali Husein bin Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina, yang dikenal dengan sebutan
Ibnu Sina atau Aviciena lahir pada tahun 370 hijriyah di sebuah desa bernama
Khormeisan dekat Bukhara. Sejak masa kanak-kanak, Ibnu Sina yang berasal dari
keluarga bermadzhab Ismailiyah sudah akrab dengan pembahasan ilmiah terutama
yang disampaikan oleh ayahnya. Kecerdasannya yang sangat tinggi membuatnya
sangat menonjol sehingga salah seorang guru menasehati ayahnya agar Ibnu Sina
tidak terjun ke dalam pekerjaan apapun selain belajar dan menimba ilmu.
Dengan demikian, Ibnu Sina secara penuh memberikan perhatiannya kepada
aktivitas keilmuan. Kejeniusannya membuat ia cepat menguasai banyak ilmu, dan
meski masih berusia muda, beliau sudah mahir dalam bidang kedokteran. Beliau
pun menjadi terkenal, sehingga Raja Bukhara Nuh bin Mansur yang memerintah
antara tahun 366 hingga 387 hijriyah saat jatuh sakit memanggil Ibnu Sina untuk
merawat dan mengobatinya.
Berkat itu, Ibnu Sina dapat leluasa masuk ke perpustakaan istana Samani yang
besar. Ibnu Sina mengenai perpustakan itu mengatakan demikian;
“Semua buku yang aku inginkan ada di situ. Bahkan aku menemukan banyak buku
yang kebanyakan orang bahkan tak pernah mengetahui namanya. Aku sendiri pun
belum pernah melihatnya dan tidak akan pernah melihatnya lagi. Karena itu aku
dengan giat membaca kitab-kitab itu dan semaksimal mungkin memanfaatkannya...
Ketika usiaku menginjak 18 tahun, aku telah berhasil menyelesaikan semua bidang
ilmu.” Ibnu Sina menguasai berbagai ilmu seperti hikmah, mantiq, dan matematika
dengan berbagai cabangnya.
Kesibukannya di pentas politik di istana Mansur, raja dinasti Samani, juga
kedudukannya sebagai menteri di pemerintahan Abu Tahir Syamsud Daulah Deilami
dan konflik politik yang terjadi akibat perebutan kekuasaan antara kelompok
bangsawan, tidak mengurangi aktivitas keilmuan Ibnu Sina. Bahkan safari
panjangnya ke berbagai penjuru dan penahanannya selama beberapa bulan di
penjara Tajul Muk, penguasa Hamedan, tak menghalangi beliau untuk melahirkan
ratusan jilid karya ilmiah dan risalah.
Ketika berada di istana dan hidup tenang serta dapat dengan mudah memperoleh
buku yang diinginkan, Ibnu Sina menyibukkan diri dengan menulis kitab Qanun
dalam ilmu kedokteran atau menulis ensiklopedia filsafatnya yang dibeni nama
kitab Al-Syifa’. Namun ketika harus bepergian beliau menulis buku-buku kecil
yang disebut dengan risalah. Saat berada di dalam penjara, Ibnu Sina
menyibukkan diri dengan menggubah bait-bait syair, atau menulis perenungan
agamanya dengan metode yang indah.
Di antara buku-buku dan risalah yang ditulis oleh Ibnu Sina, kitab al-Syifa’
dalam filsafat dan Al-Qanun dalam ilmu kedokteran dikenal sepanjang massa.
Al-Syifa’ ditulis dalam 18 jilid yang membahas ilmu filsafat, mantiq,
matematika, ilmu alam dan ilahiyyat. Mantiq al-Syifa’ saat ini dikenal sebagai
buku yang paling otentik dalam ilmu mantiq islami, sementara pembahasan ilmu
alam dan ilahiyyat dari kitab al-Syifa’ sampai saat ini juga masih menjadi
bahan telaah.
Dalam ilmu kedokteran, kitab Al-Qanun tulisan Ibnu Sina selama beberapa abad
menjadi kitab rujukan utama dan paling otentik. Kitab ini mengupas
kaedah-kaedah umum ilmu kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit.
Seiring dengan kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad ke-12 masehi. (http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-ibnu-sina.html).