Sampaikanlah walaupun satu ayat

Sabtu, 04 Juni 2016

Pendidikan Untuk Perubahan


Bab 1
Pentingnya Pendidikan Dalam Kehidupan
Iqro' Bismirabbiklladzi Kholaq
'' Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan'' (QS. Al-Alaq:1) inilah ayat yang pertama Allah turunkan di muka bumi ini dalam Al-Qur'anul 'adzim. Sebagaimana kita tahu bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah ( perkataan Allah), al-mu'jaz ( sebagai mu'jizat), membacanya adalah ibadah, yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang di turunkan secara tawattur ( tidak ada keraguan sedikit pun di dalamnya) dan di bukukan dalam  mushaf.
Iqro' ( bacalah) ini adalah perintah pertama yang Allah turunkan, pengertiannya pun sangat luas.Salah satunya adalah dalam dunia pendidikan. sebelumnya mari kita bahas terlebih dahulu ma'na pendidikan.
 Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif bisa mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di butuhkan dirinya dan masyarakat. Jadi, jika kita ingin mengetahui passion atau potensi diri kita maka kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang diri kita, salah satu caranya adalah dengan pendidikan
Rasulullah SAW bersabda,'' Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.'' dengan  pendidikan kita bisa membangun peradaban dunia ini. Dengan cara apa sih kita bisa memperoleh pendidikan? salah satunya dengan menuntut ilmu. Tapi, bukan hanya di sekolah saja cara untuk mendapatkan pendidikan.
 Tempat-tempat Untuk Belajar :
1.Masjid

Bisa menjadi salah satu tempat untuk belajar dengan mengikuti kajian-kajian seperti liqo' ataupun TPQ ( Taman Pendidikan Al-Quran), bukan  hanya ilmu agama yang di peroleh tapi wawasan  tentang dunia islam juga bisa kita lahap di dalamnya.
Oh ya, pada zaman Rasulullah dan para sahabat, pendidikan itu di lakukan terfokus di masjid. Jadi, masjid bukan hanya tempat beribadah untuk shalat saja. Banyak para sahabat berbondong-bondong datang ke masjid untuk menuntut ilmu dan menghafal Al-Qur'an.
 Pada masa itu masjid menjadi pusat peradaban. Seru juga yah, coba bayangkan dari mulai anak-anak sampai orang dewasa belajar bersama di masjid. Subhanalloh berkahnya hidup kita, ilmunya dapat apalagi tempatnya di rumah Allah jadi, pahalanya seperti double.
2. Internet

Pada zaman yang serba modern seperti ini kita bisa belajar melalui internet atau online. Tanpa harus pergi jauh-jauh dengan kendaraan pun kita bisa memperoleh informasi terkini. Zaman pun sudah semakin instan. Tentunya internet ini memiliki dampak positif dan negatifnya yaitu ;
Dampak positifnya yaitu, bisa menguatkan tali silaturrahim, biasanya tali silaturrahim semakin renggang karena jarak LDR-ran gitu bahasa kekiniannya hehe, dengan adanya internet kita bisa dengan mudah saling sapa sesama saudara
Menuntut ilmu, nah ini dia intinya sudah tak asing lagi orang-orang membuat les, kelompok belajar bahkan sekolah di internet. Contoh yang dekat saja dengan kehidupan saya yaitu, Ibu saya kenapa? karena Ibu saya mengahafal Al-Qur'an melalui internet. Kok bisa? tentu saja bisa, bersama dengan teman-teman seperjuangannya Ibu saya menyetorkan hafalannya melalui Skype. 
Dampak negatifnya pun banyak sekali salah satunya adalah dengan  mudah anak-anak di bawah umur bisa mengakses situs-situs dewasa dan tentu saja hal ini bisa menyebabkan kebodohan dan kerusakan moral astaghfirullahal'adzim. Padahal masa depan bangsa ada di tangan  para pemuda.
 Bagaimana bangsa ini bisa maju kalau para pemudanya rusak moral dan akhlaknya. Salah satu cara untuk mengantisipasinya adalah dengan selalu mendampingin anak dalam segala hal, dengan begitu kita bisa menjaganya.
3. Rumah
Belajar juga bisa di lakukan di rumah. Baitii jannatii ( rumahku surgaku) bukan hanya surga mari kita buat rumah seakan-akan sekolah, baitii madrasatii ( rumahku sekolahku). Sekarang sudah banyak home schooling di Indonesia, banyak artis yang mengikuti home school karena jadwal syutingnya yang padat.
Pendidikan Dalam Kehidupan
Mari kita telaah lebih dalam  lagi betapa pentingnya pendidikan di dalam kehidupan. Coba bayangkan apabila dunia tanpa pendidikan.. Bayangin dulu baru di jawab! hehe, wuis serem banget. Susah untuk berkomunikasi, bagaimana tidak,  punya bahasa saja tidak. Mungkin kelakuan manusia sama saja dengan yang tidak berakal, karena tidak di ajarkan adab dan tata krama. Kehancuran moral dimana-mana. Manusia berbuat semaunya. Dan bisa saja berlaku hukum rimba yang kuat yang jadi penguasa.
Itulah zaman kejahiliyahan ( kebodohan) yang membuat dunia ini seakan gelap. Imam Syafi'i mengatakan, " Jika kamu lelah dengan belajar, maka kamu harus siap dengan perihnya kebodohan." MasyaAllah. Perihnya kebodohan memang perih banget. Ada dan tiadanya dia itu seperti sama aja tidak berguna.
 Alhamdulillah kita patut bersyukur masih bisa merasakan indahnya bangku sekolah. Kenapa indah? karena di luar sana masih banyak yang sangat menginginkan keadaan seperti kita bisa bersekolah. Jadi, tidak pantas rasanya kalau kita berleha-leha atau  malas-malasan saat belajar. Ayo bangkit untuk perubahan yang lebih baik.
 Balasan Syurga Bagi Yang Berilmu
Sebagaimana firman Allah dalam kitab-Nya, '' Sesungguhnya aku akan  mengangkat derajat orang-orang yang berilmu.'' masyaAllah betapa malunya kita dengan diri kita sendiri. Kalau masih tidak bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu ini. Apalagi Allah telah menjanjikan surga-Nya bagi orang-orang yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu sampai ia kembali.
            Bayangkan saja misalnya, kita pergi ke kampus dari rumah dengan mengendarai sepeda motor dan innalillahi terjadi kecelakaan yang menyebabkan wafat ( berpulang ke rahmatullah) insyaAllah kita masuk surga karena apa, sedang di jalan untuk menuntut ilmu.
Pernahkah kita melihat para Ulama yang berkarisma karena ilmunya, ia di hormati semua orang. Sederhana saja, coba kita lihat orang-ornag di sekitar kita. Contohnya tetangga kita yang seorang guru, ia di anggap sebagai panutan bagi orang-orang di sekitarnya, di hormati bahkan anak-anak berebut untuk bisa mencium tangan sang guru, Ini adalah salah satu kebenaran Allah yang mengangkat akan mengangkat derajat orang-orang berilmu.
Maukah kita menjadi bagian dari mereka? tentu saja mau ya, siapa sih yang tak mau di hormati dan selalu di sanjung. Et et tunggu dulu,  jangan simbong dulu. Inilah manusia baru sedikit di sanjung dan di puji sudah seperti terbang ke langit atau ujub astaghfirullahal'adzim.
Belajar dari sepucuk padi
Mari kita belajar dari sepucuk padi, sebut saja ilmu padi. Coba kita lihat dengan seksama padi itu semakin terisi semakin menunduk. Yaiyalah  masa semakin berdiri, hmm.  Itulah yang membedakan manusia dengan padi. Loh kenapa? kalau padi semakin terisi semakin menunduk, kalau manusia semakin terisi semakin merasa dirinyalah yang terhebat.
 Wah wah, inilah kelemahan manusia mudah untuk bangga dengan dirinya sendiri. Oleh karena itu mari kita belajar dari sepucuk padi untuk tetap tawadhu. Ingat, di atas langit masih ada langit. Bumi saja di galaksi bima sakti sangat kecil apalagi kita, mungkin tak terlihat. 
Apa Yang Hendak Kau Cari? 
Rasulullah SAW bersabda, '' Jika kamu ingin menguasai dunia maka kuasailah ilmu, jika kamu ingin menguasai akhirat maka kuasailah ilmu, dan jika kamu ingin menguasai dunia dan akhirat maka kuasailah ilmu.'' Nah, ini dia kunci sukses seseorang. Dengan ilmu dunia akan mengejar kita bukan sebaliknya. Bukan hanya dunia tetapi akhirat juga.

Saat ini banyak sekali orang-orang yang pergi ke sekolah tujuannya hanya untuk mendapatkan selembar ijazah. Ya, ijazah bukan  ilmunya. Karena yang ada di pikiran saat ini adalah, bagaimana cara untuk hidup enak. Oleh karena itu, sudah tak asing lagi maraknya korupsi di Negara kita.
Semua berawal dari saat duduk di bangku sekolah. Di bangku sekolah dasar saja aktivitas conte- mencontek merupakan hal yang biasa terjadi. Apalagi saat di bangku sekolah menengah. Itu semua terjadi karena tujuan untuk belajar itu bukan untuk mendapat ilmu, melainkan mengejar nilai.
Karena jika nilai bagus maka, akan mudah masuk ke Perguruan Tinggi Negeri. Padahal, jika belajar sungguh-sungguh di sekolah pun sudah  mendapatkan  hasil yang berlipat ganda. Yaitu, ilmu dapat dan apa yang di cita-cita kan pun terpegang. Kuncinya hanya satu yaitu, lawan rasa malas.
Indah bukan, jika kita berjuang bersama teman-teman untuk meraih cita-cita dengan cara belajar yang sungguh-sungguh. Tidak dengan melewati jalan alternatif atau apalah itu. Dari Anas bin Malik RA. Berkata, “ Rasulullah SAW bersabda, “ Sesungguhnya sebagian dari tanda-tanda Kiamat adalah terangkatnya ( hilangnya) ilmu,tetapnya kebodohan, di minunya khamer, tampaknya perzinaan, banyaknya wanita, dan sedikitnya laki-laki sampai lima puluh wanita berbanding satu laki-laki.” (HR.Bukhari)
Dari Umar bin Khaththab RA dan Nabi SAW, bersabda “ Seluruh amal perbuatan itu tergantung dengan niatnya. Dan bagi seseorang apa yang di lakukannya, bagaimana yang ia niatkan. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia. Maka ia akan memperolehnya (dari apa yang di niatkanyya) atau hijrahnya karena wanita, maka ia akan mengawininya. Maka hijrahnya itu tergantung kepada apa yang ia niatkan.” (HR.Bukhori)
Semua amalan  tergantung dengan apa yang di niatkan. Jika kita belajar untuk mendapatkan ilmu, maka kita akan mendapatkan sesuai yang di niatkan dan sebaliknya. Pada zaman serba instan ini semua yang kita inginkan dengan mudah bisa kita dapatkan. Tentu saja caranya pun beragam. Kembali lagi kepada kita bagaimana cara menyikapinya.
Jika niatannya baik, insya Allah akan mendapatkan hasil yang baik pula. Namun, pasti akan ada saja cobaan yang menghadang. Memang sunnatullah jika orang yang melakukan kebaikan maka akan di ada saja halangannya. Ini merupakan cara Allah untuk mengangkat derajat manusia yang beriman kepada-Nya.
Saat ini semakin sedikit saja orang-orang yang jujur. Sebenarnya banyak orang yang berniat menjadi orang baik. Semuanya pasti menginginkan menjadi orang baik, namun ada saja halangannya di cemoohlah, di bullylah ataupun di jauhi teman. Semoga kita senantiasa menjadi orang-orang terbaik dan bermanfaat bagi orang lain. Aamiin allahumma aamiin.
Bab 2
Pendidikan Masa Lalu dan  Pendidikan Masa Kini
Pendidikan Masa Lalu
            Kesempatan untuk bisa merasakan bangku  sekolah pada masa itu sangat sulit apalagi bagi kaum wanita. Pada zaman itu sangat di beda-bedakan antara anak laki-laki dan perempuan. Itulah zaman jahiliyah, sebelum cahaya islam datang menerangi dunia. Perempuan seperti tidak ada artinya. Bahkan banyak orang tua yang malu dengan kelahiran anak perempuan. Inilah cuplikan kehidupan sebelum datangnya Islam.
Anak Laki-laki Tidaklah Seperti Anak Perempuan
            Berkembang biak merupakan usaha untuk melanggengkan eksistensi suatu jenis makhluk hidup. Manusia sendiri juga berambisi agar keturunannya kelak menjadi penerusnya, serta perealisasi cita-cita besarnya. Meskipun demikian, berkaitan dengan fitrah ini, ada suatu hal yang tampak ganjil, yaitu adanya sebagian bapak yang benci dengan kelahiran anak perempuan.
            Dalam tradisi orang-orang terdahulu. Kemuliaan yang disebabkan memiliki anak hanyalah jika anak itu berjenis laki-laki. Di mata orang-orang Arab terdahulu, perempuan dianggap tidak dapat melindungi tanah-tanah leluhur, serta menjaganya dari keruntuhan. Tidak ada pula perempuan yang dianggap dapat memberi manfaattatkala eksistensi kabilah terancam.
            Selain itu, kaum wanita juga merupakan tujuan musuh jika mereka menyerang. Musuh akan menjadikan mereka sebagai tawan dan budak. Sehinnga dengan hal seperti ini, mereka akan mewarisi kabilahnya dengan kerendahan sepanjang umur, dan aib yang kekal selamanya.
            Karena keadaan inilah yang membuat mereka sangat menginginkan anak laki-laki dan di saat yang sama mereka pula sangat membenci lahirnya anak perempuan. “(Ingatlah), ketika istri ‘Imran berkata, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang shaleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu, terimalah (nazar) itu dariku. Sesungguhnya, Engkau-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.’ Maka tatkala istri ‘Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata, ‘Wahai Pemeliharaku, sesungguhnya aku melahirkannya sebagai anak perempuan, dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu, dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya, aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari (gangguan) setan yang terkutuk.” (Ali ‘Imran [3]: 35-36)
Dan Apabila Anak-anak Perempuan ynag Dikubur Hidup-hidup Itu Ditanya
            Orang-orang yang menganggap Allah SWT mempunya anak-anak perempuan, menamakan malaikat dan berhala-berhala yang disembah dengan penamaan perempuan dalam keadaan hidup. Tidak hanya itu, dalam upacara penguburan itu terdapat kebuasan yang kejam.
            Sebab yang melatar bealakangi penguburan anak perempuan hidup-hidup tersebut beragam. Di antaranya adalah anak perempuan itu berkulit kebiru-biruan, perempuan yang memiliki kulit berbintik-bintik, serta wanita yang lumpuh. Karena menganggap anak-anak perempuan itu sebagai para perempuan sial, mereka pun mengubur anak-anak perempuan itu.
            Ibnu Hajar juga meriwayatkan dari jalan al-Hafidz Ibnu Mundih, dengan sanadnya yang sampai kepada Nu’man bin Busyair al-Anshari, ia mengantakan , “Aku mendengar ‘Umar bin al-Khaththab saat itu ia ditanya tentang ayat, ‘Dan apabila bayi-bayi perempuan yangdikubur hidup-hidup ditanya.’ (At-Takwir [81]:8)
            Ia menjelaskan, ‘Qais bin ‘Ashim datang kepada Rasulullah SAW. Lalu mengatakan, ‘Sesungguhnya aku pada zaman jahiliyah telah mengubur delapan anak perempuanku.’ Lantas Rasulullah SAW memerintahkan, ‘ Merdekakanlah untuk masing-masing anak perempuan itu satu budak!’
            Ada juga orang-orang yang mengubur anak-anak perempuan justru karena merasa kasihan dengan ketidakberdayaan mereka dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Anak-anak perempuan itu bagi mereka lebih baik mati daripada mengalami ketidakadilan zaman dan beban-beban dunia. Mereka lebih memilih untuk melihat anak-anak perempuan itu merasakan pahitnya kematian dan getirnya rasa pedih daripada menyaksikan anak-anak perempuan itu menderita, kesulitan dan kesempitan dalam hidupnya. Hal ini seperti yang dikatakan oleh seorang penyair.
            “ Aku bertambahlah benci dengan kehidupan saat aku tahu
            Hinanya seorang gadis yatim
            Yang mendapatkan perlakuan kasar dari kerabatnya
            Aku mengkhawatirkan kasarnya seorang paman
            Atau kerasnya seorang saudara
            Aku pun menangis hanya dengan gadis iru diganggu dengan lisan
            Gadis itu ingin aku hidup sedangkan aku-karena kasihan dengannya-ingin ia mati
            Kematian adalah hal yang paling terhormat dari bencana yang menimpa kerabat
            Jika aku ingat anak perempuanku saat itu menyebut-nyebut kebaikanku
            Mengalirlah air mata darahku untuk mengenang air mata anak gadisku
            Ia pun mengabarkan bagaimana tenangnya perasaannya setelah kematian anak perempuanku itu
            Maka sekarang, aku tidur tiada kesemptan yang membuatku tak bisa tidur
            Setelah tenang, tiada pula rasa marah, tiada pula lamunan.”
            Diceritakan pula bahwa mengubur hidup-hidup anak perempuan merupakan sisa-sisa ritual keagamaan orang-orang terdahulu yang masih ada. Di zaman itu, anak-anak perempuan dikorbankan untuk para dewa, sebagaimana hal itu terjadi di Mesir sebelum datangnya Islam. Penduduk Mesir pada saat itu memiliki adat berupa mengorbankan seorang gadis untuk sungai Nil.
            Dengan demikian, barangkali yang dilakukan oleh penduduk Mesir itu masih ada hubungannya dengan sikap orangorang Quraisy yang menamai para malaikat dan berhala-berhala dengan penamaan perempuan, meskipun hal ini hal ini  sangat ganjil dengan logika yang sehat.
            “Tanyakanlah (wahai Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Makkah), ‘ Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki? Atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat sebagai perempuan dan mereka menyaksikan(nya)?’ ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan, ‘ Allah beranak.’ Dan sesungguhnya, mereka benar-benar orang-orang yang berdusta. Apakah Tuhan memilih (mengutamakan) anak-anak perempuan daripada anak laki-laki? Apakah yang terjadi pada kalian? Bagaimana (caranya) kalian menetapkan?” (ash-Shaaffaat [37]: 149-154)
            Ada juga yang mengubur hidup-hidup anak-anak perempuan karena takut miskin. Dalam hal ini para perawi meriwayatkan adanya sosok bernama Sha’sha’ah bin Najiah yang menyelamatkan ratusan anak perempuan dari usaha penguburan hidup-hidup yang dilakukan karena factor kemiskinan. Ada juga sosok lain bernama Zaid  bin ‘Amr bin Naufal al-Quraisy al-Adawi, bapak seorang sahabat bernama Sa’id yang tidak lain adalah salah satu dari sepuluh orang yang dijamin masuk surge. Semoga Allah meridhoi mereka aamiin.
            Zaid telah menebus banyak anak perempuan ketika akan dikubur hidup-hidup. Dengan jasa beliau, anak-anak perempuan itu selamat dari tindakan penguburan tersebut. Tentang Sha’sha’ah, diceritakan pada awalnya ia melewati seorang laki-laki dari Bani Tamin yang sedang membuat lubang. Tidak jauh dari tempat lakilaki ini, seorang wanita sedang menangis dengan memegang teguh bayi permpuannya.
            Saat Sha’sha’ah menanyakan apa yang terjadi dengannya, wanita itu berisyarat tentang lelaki yang sedang membuat lubang itu, seraya mengatakan, “Suamiku itu ingin mengubur hidup-hidup anak perempuanku.”
            Sha’sha’ah bergegas menuju laki-laki itu, lalu ia berkata, “Apa yang mendorongmu melakukan hal ini?”
            “Karena aku takut kefakiran,” jawab laki-laki itu.
             Kemudian Sha’sha’ah menebus anak perempuan itu dengan dua unta miliknya. Dua unta itu tiba digiring oleh anak-anaknya. Sejak saat itu Sha’sha’ah , seorang pribadi yang mulia tersebut, ia berusaha menebus setiap kali ada anak-anak perempuan yang ingin dikubur hidup-hidup oleh orang tuanya yang takut dengan kefakiran. Inilah sosok-sosok luar biasa pada zaman itu. Mereka adalah orang-orang yang peduli dengan anak-anak perempuan. Wallahu a’lam bishshowab.
            Pada kitab Shaih Bukhari dan Muslim, ‘Aisyah r.a. berkata,”Ada seorang wanita datang kepadaku dengan membawa dua ptrinya. Ia memintaku (sesuatu), tetapi tidak memiliki apa pun kecuali sebutir kurma. Ia pun mengmbilnya lalu membaginya untuk kedua putrinya. Setelah itu ia bangkit dan pergi. Ketika Rasulullah SAW datang, aku menceritakan berita tadi kepada beliau. Beliau pun bersabda. “Barangsiapa yang diuji dengan keadaan yang ada pada anak-anak perempuan ini, namun ia tetap berbuat baik kepada mereka maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari neraka.”  (Sumber:biografi putri-putri Muhammad)
            Inilah cuplikan tentang perempuan pada masa lalu sebelum datangnya Islam. Kita patut bersyukur berada di zaman ini setelah Islam datang dengan membawa cahaya Illahi. Ketika Islam datang perempuan pun dihormati dan diistimewakan. Dengan turunnya Surah dalam Al-Qur’an yang berkaitan khusu tentang perempuan yaitu Surah An-Nisa. Masaya Allah.
            Pada masa lalu untuk hidup saja sulit apalagi untuk mengenyam pendidikan. Tapi semangat pada masa itu cukup besar. Karena mereka sadar bahwa perempuan akan menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya nanti. Tetntunya perjuangan mereka pada masa itu lebih besar. Dengan munculnya Islam mereka pun bisa hidup merdeka dan mewarnai sejarah kehidupan manusia.
            “Yang mengikuti orang mati itu ada tiga, ‘Keluarganya, hartanya dan amalnya. Yang kedua kembali, dan yang satu tetap (menyertainya), keluarga dan hartanya kembali, dan yang tetap menyertainya adalah amalnya.” (HR.Bukhari)
            Hanya amal yang akan menemani saat di alam kubur. Bukan keluarga,harta ataupun sahabat. Alangkah indahnya jika kita mulai dari sekarang untuk memupuk amal bukanlah harta.
            Dari Shafwan bin Muhriz Al Mazani berkata,”Ketika saya duduk bersama Ibnu Umar r.a. dengan mengambil tangannya, tiba-tiba datang seorang laki-laki dan berkata,”Bagaimana kamu mendengar Rasulullah SAW, tentang rahasia?” Ia berkata, “Saya Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mendekatkan orang mu’min, lalu dia meletakkan sayap-Nya atas dan ditutupi-Nya, maka Allah berfirman, “Aapakah kamu mengakui dosa demikian, apakah kamu mengakui dosa demikian?” Ia menjawab, “Ya Tuhanku,” sehingga ketika ia mengakui dosa-dosanya dan berpendapat dirinya akan binasa. Dia berfirma,”Aku tutupi dosa-dosa itu di dunia, dan pada hari ini Aku ampuni dosa-dosa itu bagimu.” Maka ia diberi catatan kebaikan-kebaikannya. Adapun orang kafir dan munafiq maka para saksi (malaikat,nabi-nabi, dan seluruh jin dan manusia)
            Berkata,”Mereka adalah orang-orang yang mendustakan atas Tuhan mereka, ketahuilah laknat (kutukan) Allah atas orang-orang yang zalim.” (HR.Bukhari)

Pendidikan Masa Kini
            Pada masa modern seperti ini, kesempatan untuk mengenyam pendidikan semakin luas dan mudah untuk di rasakan hamper semua orang. Terbukti dengan semakin berjamurnya sekolah-sekolah di Indonesia ini. Mulai dari Play Group untuk anak-anak sebelum memasuki Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta. Dari bangunan sekolah yang elite mirip gedung pencakar langit sampai bangunan sekolah yang sederhana.
            Dari Abu Waqid Al Laits r.a. ia berkata, “ Ketika Rasulullah SAW di masjid datang tiga orang menghadap Beliau. Dua orang menghadap beliau dan seorang pergi. Salah satu dari dua itu melihat tenpat yang kosong, maka ia duduk dan yang lain duduk di belakangnya. Adapun yang lain lagi membelakangi dan pergi. Ketika Rasulullah SAW selesai, maka Beliau bersabda, “ Maukahsaya beritahukan kepadamu sekalian tentang tiga orang itu? Yang seseorang berlindung kepada Allah, maka Allah melindunginya dan seseorang yang lain malu (tidak mendesak-desak), maka Allah malu (memberi rahmat kepadanya),  adapun seorang yang lain berpaling, maka Allah berpaling (marah)  kepadanya.” (HR.Bukhari)
            Hadits di atas menjelaskan tentang adab dalam majelis ilmu. Terkadang manusia suka bersifat sombong apabila berhasil melakukan satu hal. Misalkan, berhasil dalam mengerjakan ulangan dan mendapatkan hasil yang bagus. Memang patut untuk merasa senang karena hasil tidak akan membohongi proses. Tapi, yang tidak boleh adalah merasa bangga terhadap dirinya sendiri atau yang disebut denga ujub.
            Ketika kita duduk di suatu majelis ilmu, sebaiknya kita jernihkan pikiran dahulu dari segala prasangka yang tak baik. Dan bersihkan hati sebersih-bersihnya. Jaga hati kita ini dengan dari segala perasaan yang tidak baik kita miliki.
            “ Hai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan karena sebagian dari purba-sangka itu dosa). Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Alla. Sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat[49]: 13)
            Fokuskan diri anda ketika dalam majelis ilmu agar tidak seperti masuk telinga kanan keluar telinga kiri.ayat di adats juga memperingatkan kita agar tidak menggunjing atau menggosip. Karena sama saja seperti memakan daging bangkai saudaranya sendiri.
            Karena semakin canggihnya teknologi saat ini. Anak-anak muda saat ini pun mulai berkiblat ke barat. Ikut-ikutan gaya-gaya yang di rasa mereka keren punya. Adab-adab kepada orang yang lebih tua pun semakin menghilang bahkan, banyak yang sikapnya tidak sopan kepada kedua orang tua apalagi kepada orang lain.
            Semakin kehilangan jati diri dan tidak mengetahui kepribadian masing-masing. Belajar saat ini dianggap sebagai aktifitas yang membosankan. Hanya anak-anak cupu ,kutu buka yang disayang guru mereka anggap sebagai orang-orang yang pantas untuk belajar.
            Alhasil ketika disekolah ketika guru sedang menjelaskan, anak-anak yang dikenal dengan anak-anak gaul ini tidak memerhatikannya. Bagaikan jasad dan ruhnya di bangku sekolah tapi pikirannya berkeliaran kemana-mana. Ketika guru menghukum anak-anak untuk memberi pelajaran dan mengajar kedisiplinan, mereka mengadu kepada orang tua dan orang tua melaporkannya kepada pihak berwajib.
            Dilemma memang dilemma, guru yang pada zaman dulu sangat di hormati dan ketika murid-murid melewati guru mereka membungkuk saking hormatnya. Hukuman yang guru berikan itu bukanlah suatu penyiksaan. Tapi sebagai bentuk kasih saying dan perhatiannya kepada murid-muridnya.
            Pahlawan  tanpa tanda jasa, yang hanya digaji dengan gaji yang pas-pasan. Sedangkan para artis di  televisi yang merusak moral anak-anak digaji dengan gaji yang besar. Tapi inilah kenyataannya. Ketika guru tidak bisa menghukum murid karena jaminan akan di jebloskan kedalam penjara.
             Dibiarkan sajalah murid-murid nakal itu berlaku tidak sopan kepada para pahlawan tanpa tanda jasa itu. Ironisnya dunia ini. Memang dunia ini bagaikan penjara bagi orang-orang beriman dan surge bagi orang-orang kafir. Tapi, semua akan di balas di akhirat nanti. Sabarlah wahai para pahlawan tanpa tanda jasa.
            Pondasi kehidupan ini adalah akhlak yang mulia. Apabila akhlak saja sudah rusak maka rusak seluruh bangunan ini. Hanya segelintir darah muda di negeri ini yang tetap berpeang teguh terhadap akhlak mulia ini. Kebanyakan hilang ditelan zaman oleh gaya kebarat-baratan. Untuk sebagai perisai agar tidak kehilangan arah, maka sebaiknya mengikuti organisasi Islami. Seperti Rohis di sekolah maupun Liqo’.
            Kendala untuk bisa merasakan pendidikan masa kini bukan hanya pergaulan anak muda saat ini saja. Tetapi juga kendala di perekonomian. Untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan mencari banyak beasiswa. Sudah banya bakan ratusan beasiswa di Negara ini. Tinggal rajin-rajin sajalah kita untuk mencari-carinya. Di permudah dengan adanya internet.
            Pada zaman modern seperti ini kita dituntut untuk melek teknologi karena semua serba modern. Mulai dari jualan online, belajar online dan silaturrahim online. Tapi tetapi memerhatikan lebih seksama dan jadilah konsumen yang cerdas. Buku-buku pun sudah banyak di internet. Bisa di download di play store bagi yang memiliki internet.
             Pada zaman dulu tas-tas diisi sangat banyak buku untuk sekolah. Tapi saat ini cukup bawa flashdisk yang berisi puluhan buku. Luar biasa bukan,  semoga saja dengan semakin canggihnya teknologi tak melorotkan akhlak kita. Aamiin.
            Karena yang membuat Negara maju itu adalah sumber daya manusianya. Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam namun, minimnya sumber daya manusia. Dengan pendidikan maka akan terlahir para pemuda yang peduli dan mengerti untuk mewujudkan Negara yang maju.
Bab 3
Para Pencari Ilmu
Kisah-kisah Inspiratif          
            Disini saya akan sedikit bercerita tentang salah satu putri Rasulullah SAW yaitu Fathimah Az Zahra r.a yang merupakan putri keempat Rasulullah SAW. Meskipun demikian, Fathimah merupakan putri Rasulullah SAW yang tercatat dalam sejarah dengan tinta emas. Fathimah lahir 5 tahun sebelum Rasulullah SAW menjadi seorang Nabi.
            Sampai terjadilah sebuah peristiwa agung yang mengguncang jazirah Arab. Fathimah meninggalkan permasalahan yang menyibukkan pikirannya dan bangkit dari masa kanak-kanaknya. Fathimah memikirkan peristiwa diutusnya sang ayah tercinta menjadi seorang Nabi dan Rasul. Ketika ia berusia 5 tahun, ia mendapatkan peristiwa yang pahit sekali.
            Yaitu datangnya sebuah agama baru yang meniadakan agama para penyembah berhala. Fathimah termasuk satu dari perempuan saat itu yang membawa keimanan dengan benar. Fathimah telah meninggalkan masa kanak-kanaknya, ia adalah anak yang paling dekat dengan Rasulullah SAW.
            Saat Rasulullah SAW pergi ke masyarakat untuk menyampaikan risalah Fathimah pun ikut bersama ayahnya. Dan ia juga ikut merasakan kepedihan yang ayahnya rasakan. Setiap orang yang berjumpa dengan Rasulullah pasti selalu mengeluarkan caci maki dan kata-kata yang kasar. Fathimah sangat sedih ketika ia mengingat saat Rasulullah SAW sedang shalat lalu di kelilingi orang-orang musyrik.
            Tiba-tiba datanglah ‘Uqbah bin Abi Mu’ith dengan membawa jeroan binatang, lalu melemparkannya ke atas punggung Rasulullah SAW. Fathimah pun mengambil jeroan yang ada di punggung ayahnya, lalu memarahi orang-orang Quraisy. Saat itu Rasulullah pun bangkit seraya berdo’a, “Ya Allah, siksalah kaum Quraisy (yang telah menyakitiku). Ya Allah, binasakanlah Abu Jahal bin Hisyam dan ‘Utbah bin Rabi’ah. Ya Allah, binasakanlah Syaibah bin Rabi’ah, ‘Uqbah bin Mu’ith dan ‘Ubay bin Khalaf.”
            Kaum musyrikin sangat takut dengan do’a yang di bacakan Rasulullah SAW, mereka pun merasa malu dan pergi. Selesai melaksanakan shalat Rasulullah SAW dan Fathimah pun kembali ke rumahnya. Pada saat itu pula firman Alla, “Dan berilah peringatan kepada orang-orang yang terdekat denganmu.” (asy-Syu’raa[26]: 214).
            Fathimah adalah wanita yang cerdas dan berakhlak mulia, ia menikah dengan ‘Ali bin Abi Thalib dan kisah cintanya pun sunnguh mengharukan. Ketika Islam telah menyebar, banyak yang belajar kepada Fathimah. Di akhir hayatnya, Fathimah di kubur di Baqi, ‘Ali yang mengangkat jenazah Fathimah dalam keadaan menangis dan menguburnya. Semua kaum muslimin bersedih karena kepergiannya. Ia wafat enam bulan setelah Rasulullah SAW wafat, menurut pendapat yang paling kuat. Wallahu a’lam.
            Cerita di atas merupakan ringkasan hidup wanita mulia. Karena akhlaknya yang mulia ilmu yang ia cari pun mudah merasuk kedalam hatinya. Karena ilmu juga bagaikan sahabat, jika kita baik dan menghargai ilmu maka ilmu pun akan mudah kita pahami. Jika kita ingin dihargai, maka kita harus menghargai. Jika ingin di cintai, maka harus menciintai. Seperti itulah perumpamaannya.
             

            Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah "Bapak Pengobatan Modern" dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia ابوعلى سينا Abu Ali Sina atau dalam tulisan arab : أبو علي الحسين بن عبد الله بن سينا). Ibnu Sina lahir tahun 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), danmeninggal pada Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai "bapak kedokteran modern." George Sarton menyebut Ibnu Sina "ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu." Karyanya yang paling terkenal adalahThe Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb)
Biografi
Syeikhur Rais, Abu Ali Husein bin Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina, yang dikenal dengan sebutan Ibnu Sina atau Aviciena lahir pada tahun 370 hijriyah di sebuah desa bernama Khormeisan dekat Bukhara. Sejak masa kanak-kanak, Ibnu Sina yang berasal dari keluarga bermadzhab Ismailiyah sudah akrab dengan pembahasan ilmiah terutama yang disampaikan oleh ayahnya. Kecerdasannya yang sangat tinggi membuatnya sangat menonjol sehingga salah seorang guru menasehati ayahnya agar Ibnu Sina tidak terjun ke dalam pekerjaan apapun selain belajar dan menimba ilmu.

Dengan demikian, Ibnu Sina secara penuh memberikan perhatiannya kepada aktivitas keilmuan. Kejeniusannya membuat ia cepat menguasai banyak ilmu, dan meski masih berusia muda, beliau sudah mahir dalam bidang kedokteran. Beliau pun menjadi terkenal, sehingga Raja Bukhara Nuh bin Mansur yang memerintah antara tahun 366 hingga 387 hijriyah saat jatuh sakit memanggil Ibnu Sina untuk merawat dan mengobatinya.


Berkat itu, Ibnu Sina dapat leluasa masuk ke perpustakaan istana Samani yang besar. Ibnu Sina mengenai perpustakan itu mengatakan demikian;


“Semua buku yang aku inginkan ada di situ. Bahkan aku menemukan banyak buku yang kebanyakan orang bahkan tak pernah mengetahui namanya. Aku sendiri pun belum pernah melihatnya dan tidak akan pernah melihatnya lagi. Karena itu aku dengan giat membaca kitab-kitab itu dan semaksimal mungkin memanfaatkannya... Ketika usiaku menginjak 18 tahun, aku telah berhasil menyelesaikan semua bidang ilmu.” Ibnu Sina menguasai berbagai ilmu seperti hikmah, mantiq, dan matematika dengan berbagai cabangnya.


Kesibukannya di pentas politik di istana Mansur, raja dinasti Samani, juga kedudukannya sebagai menteri di pemerintahan Abu Tahir Syamsud Daulah Deilami dan konflik politik yang terjadi akibat perebutan kekuasaan antara kelompok bangsawan, tidak mengurangi aktivitas keilmuan Ibnu Sina. Bahkan safari panjangnya ke berbagai penjuru dan penahanannya selama beberapa bulan di penjara Tajul Muk, penguasa Hamedan, tak menghalangi beliau untuk melahirkan ratusan jilid karya ilmiah dan risalah.


Ketika berada di istana dan hidup tenang serta dapat dengan mudah memperoleh buku yang diinginkan, Ibnu Sina menyibukkan diri dengan menulis kitab Qanun dalam ilmu kedokteran atau menulis ensiklopedia filsafatnya yang dibeni nama kitab Al-Syifa’. Namun ketika harus bepergian beliau menulis buku-buku kecil yang disebut dengan risalah. Saat berada di dalam penjara, Ibnu Sina menyibukkan diri dengan menggubah bait-bait syair, atau menulis perenungan agamanya dengan metode yang indah.


Di antara buku-buku dan risalah yang ditulis oleh Ibnu Sina, kitab al-Syifa’ dalam filsafat dan Al-Qanun dalam ilmu kedokteran dikenal sepanjang massa. Al-Syifa’ ditulis dalam 18 jilid yang membahas ilmu filsafat, mantiq, matematika, ilmu alam dan ilahiyyat. Mantiq al-Syifa’ saat ini dikenal sebagai buku yang paling otentik dalam ilmu mantiq islami, sementara pembahasan ilmu alam dan ilahiyyat dari kitab al-Syifa’ sampai saat ini juga masih menjadi bahan telaah.


Dalam ilmu kedokteran, kitab Al-Qanun tulisan Ibnu Sina selama beberapa abad menjadi kitab rujukan utama dan paling otentik. Kitab ini mengupas kaedah-kaedah umum ilmu kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit. Seiring dengan kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad ke-12 masehi,
Syeikhur Rais, Abu Ali Husein bin Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina, yang dikenal dengan sebutan Ibnu Sina atau Aviciena lahir pada tahun 370 hijriyah di sebuah desa bernama Khormeisan dekat Bukhara. Sejak masa kanak-kanak, Ibnu Sina yang berasal dari keluarga bermadzhab Ismailiyah sudah akrab dengan pembahasan ilmiah terutama yang disampaikan oleh ayahnya. Kecerdasannya yang sangat tinggi membuatnya sangat menonjol sehingga salah seorang guru menasehati ayahnya agar Ibnu Sina tidak terjun ke dalam pekerjaan apapun selain belajar dan menimba ilmu.

Dengan demikian, Ibnu Sina secara penuh memberikan perhatiannya kepada aktivitas keilmuan. Kejeniusannya membuat ia cepat menguasai banyak ilmu, dan meski masih berusia muda, beliau sudah mahir dalam bidang kedokteran. Beliau pun menjadi terkenal, sehingga Raja Bukhara Nuh bin Mansur yang memerintah antara tahun 366 hingga 387 hijriyah saat jatuh sakit memanggil Ibnu Sina untuk merawat dan mengobatinya.


Berkat itu, Ibnu Sina dapat leluasa masuk ke perpustakaan istana Samani yang besar. Ibnu Sina mengenai perpustakan itu mengatakan demikian;


“Semua buku yang aku inginkan ada di situ. Bahkan aku menemukan banyak buku yang kebanyakan orang bahkan tak pernah mengetahui namanya. Aku sendiri pun belum pernah melihatnya dan tidak akan pernah melihatnya lagi. Karena itu aku dengan giat membaca kitab-kitab itu dan semaksimal mungkin memanfaatkannya... Ketika usiaku menginjak 18 tahun, aku telah berhasil menyelesaikan semua bidang ilmu.” Ibnu Sina menguasai berbagai ilmu seperti hikmah, mantiq, dan matematika dengan berbagai cabangnya.


Kesibukannya di pentas politik di istana Mansur, raja dinasti Samani, juga kedudukannya sebagai menteri di pemerintahan Abu Tahir Syamsud Daulah Deilami dan konflik politik yang terjadi akibat perebutan kekuasaan antara kelompok bangsawan, tidak mengurangi aktivitas keilmuan Ibnu Sina. Bahkan safari panjangnya ke berbagai penjuru dan penahanannya selama beberapa bulan di penjara Tajul Muk, penguasa Hamedan, tak menghalangi beliau untuk melahirkan ratusan jilid karya ilmiah dan risalah.


Ketika berada di istana dan hidup tenang serta dapat dengan mudah memperoleh buku yang diinginkan, Ibnu Sina menyibukkan diri dengan menulis kitab Qanun dalam ilmu kedokteran atau menulis ensiklopedia filsafatnya yang dibeni nama kitab Al-Syifa’. Namun ketika harus bepergian beliau menulis buku-buku kecil yang disebut dengan risalah. Saat berada di dalam penjara, Ibnu Sina menyibukkan diri dengan menggubah bait-bait syair, atau menulis perenungan agamanya dengan metode yang indah.


Di antara buku-buku dan risalah yang ditulis oleh Ibnu Sina, kitab al-Syifa’ dalam filsafat dan Al-Qanun dalam ilmu kedokteran dikenal sepanjang massa. Al-Syifa’ ditulis dalam 18 jilid yang membahas ilmu filsafat, mantiq, matematika, ilmu alam dan ilahiyyat. Mantiq al-Syifa’ saat ini dikenal sebagai buku yang paling otentik dalam ilmu mantiq islami, sementara pembahasan ilmu alam dan ilahiyyat dari kitab al-Syifa’ sampai saat ini juga masih menjadi bahan telaah.


Dalam ilmu kedokteran, kitab Al-Qanun tulisan Ibnu Sina selama beberapa abad menjadi kitab rujukan utama dan paling otentik. Kitab ini mengupas kaedah-kaedah umum ilmu kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit. Seiring dengan kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad ke-12 masehi. (http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-ibnu-sina.html).